Pendidikan Jasmani adalah mata pelajaran yang diikuti seluruh siswa, yang mempunyai ciri khas sendiri yakni memberikan pengetahuan, keterampilan gerak, peningkatan kebugaran jasmani, sikap-sikap positif melalui pengalaman gerak

Minggu, 02 September 2012

Liverpool vs Arsenal. Lucas Podolski - First Goal

Pertandingan yang dilakaukan di Anfield berbuah kebuntuan bagi Liverpool. Kemenangan yang telah dinanti para pendukungnya tidak dapat diberikan oleh para pemain kesayangannya setelah menyerah 0-2 pada Arsenal. Skor seri di pertandingan sebelumnya melawan Manchester City dianggap wajar karena permainan Liverpool saat itu dipandang sudah cukup baik. Nuri Sahin yang diberitakan bakal bermain baik tidak mampu menunjukan kualitasnya. Terlebih dia ditarik keluar pada babak kedua. Steven Gerard pun tidak dapat berbicara banyak untuk mengomandoi timnya.
Berbanding terbalik dengan Arsenal. Permainan yang kompak dan mobilitas yang sangat tinggi menggoyahkan keseimbangan Liverpool. Secara statistik pertandingan, Liverpool secara umum selalu sedikit lebih unggul pada ball possession, tetapi semua itu tidak berarti apa-apa. Lini tengah yang digalang oleh Arteta dan Diaby mampu bekerjasama dengan luar biasa dengan melakukan kontrol bola dengan sangat baik. Chamberlain dan Cazorla juga berkali-kali melakukan move without the ball dan run yang baik. Tidak mau kalah, kedua bek sayap berulang kali maju secara aktif dan efektif membantu serangan dan dengan cepat mundur saat kehilangan bola. Bahkan bek tengan Vermaelen sempat membuat tembakan khasnya dari jarak jauh yang membahayakan gawang Raena.
Dengan permainan cantik para pemain dibelakang, dua pemain depan yang baru dibeli juga menunjukan keinginannya yang kuat untuk berkontribusi pada timnya. Lucas Podolski mencetak gol pertamanya dengan kerjasaman yang baik. Setelah menjemput bola di tengah dia segera pass ke tengah dan lari dengan cepat ke depan yang membuahkan gol perdananya. Hanya Giroud yang belum mampu menyelesaikan beberapa kali peluang yang dia dapat. 
Arsenal betul-betul bermain luar biasa terutama permainan di lini tengah. Dengan mempuanyai stok pemain yang masih banyak di bench, seharusnya dapat membuat tim asuhan Arsene Wenger ini mampu menunjukan bahwa Arsenal memang tim yang hebat di Liga Inggris walaupun ditinggal sang bomber Robin van Persie.

Manchester City vs QPR. David Silva - Left Foot Player Only

Pertandingan Manchester City melawan QPR hari ini sedang berlangsung dengan skor sementara 1-0 untuk Manchester City pada babak pertama melalui gol Yaya Toure. Samir Nasri hampir menambah gol untuk timnya. Walaupun dengan kondisi badan out of balance tetapi dia masih bisa melakukan tendangan ke gawang walaupun kurang terlalu kuat dan terarah sehingga masih dapat ditahan oleh penjaga gawang QPR, R. Green.
David Silva pun mendapatkan peluang untuk menambah jumlah gol bagi timnya pada menit ke-32 melalui serangan balik yang cepat dan pass yang akurat yang dilakukan Koralov. Umpan panjang mendatar yang baik itu seharusnya mampu menjadikan hasil lebih baik jika tendangan kaki kanan David Silva mempunyai kemampuan lebih.
David Silva terlalu sering mengandalkan kaki kirinya untuk bermain apik dan sangat jarang mengunakan kaki kanannya untuk melakukan pass, dribble, maupun shoot. Kurangnya tingkat keterlatihan pada kaki kanan Silva membuat dia menjadi pemain yang kurang seimbang. Pemain lawan dapat mengarahkan arah lari Silva saat dia bergerak dengan bola. Bola cenderung lebih sering dia giring ke arah kiri saat dia berhadapan dengan lawan, karena itulah dia dipasang Roberto Mancini cenderung bermain pada sisi kanan.
Contoh pemain seperti ini lainnya adalah Arjen Roben yang juga sering bermain di sayap kanan bagi timnya. Dengan melakukan beberapa kali run yang cepat Robben sering membawa bola kembali ke tengah. Pada akhirnya dia hanya bisa digunakan sebagai pengacau pertahanan lawan.
King Leo di Barcelona juga demikian, tetapi dia mampu melakukan kontrol bola atau melakukan sentuhan dengan baik saat bergerak dengan cepat maupun lambat, ditambah dengan permainan pendek Bacelona dan pergerakan pemainnya yang membuat pilihan untuk melakukan pass lebih banyak serta membuat pola pertahanan musuh menjadi kacau.