Pendidikan Jasmani adalah mata pelajaran yang diikuti seluruh siswa, yang mempunyai ciri khas sendiri yakni memberikan pengetahuan, keterampilan gerak, peningkatan kebugaran jasmani, sikap-sikap positif melalui pengalaman gerak

Kamis, 17 Februari 2011

Kesehatan (Health)

 
Bagaimana? Apa yang ada di benak Anda jika melihat tayangan di atas? Sudah menjadi pemandangan yang mudah dilihat dimanapun untuk melihat seseorang yang bertubuh gemuk, bahkan kegemukan. Bukan berarti tulisan ini menyudutkan seseorang yang mengalami overweight bahkan obesitas loh ya, tetapi hanya berusaha untuk menjadi sebuah wadah dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. "Fast Food" atau "Slow Food"? Karena masalah ini cukup serius jika dinomor duakan. Isu ringan tapi susah dilakukan dan juga dapat mengancam negara. Setiap individu dapat dengan mudah mengatakan, "makanya jaga kesehatan dong", tapi dia sendiri mungkin perutnya buncit, atau banyak orang yang tahu bahaya merokok tapi tetap saja dilakukan. Atau malah sebaliknya, banyak juga daerah di Indonesia yang mengalami kekurangan gizi. Menurut Metro 10 yang ditayangkan bulan Februari 2011, Jabar, Jateng, dan Jatim adalah tiga terbesar yang mengalami gizi buruk.
Banyak keterkaitan jika ingin dicari akar masalahnya yang mungkin tak berujung (lingkaran setan). Pendidikan dan kemiskinan pasti adalah beberapa pemicunya. Masalah yang akan dibahas di posting ini lebih ke arah pendidikan kesehatan kepada siswa/i di sekolah, yang diantaranya adalah pemahaman tentang food and nutrition
Pendidikan kesehatan yang umumnya diberikan sampai ke tingkat SMA masih berkutat disekitar itu-itu saja, seperti bahaya merokok dan narkoba, HIV/AIDS, dan/atau menjaga kebersihan atau kesehatan diri dan lingkungan. Mungkin masih dapat dilihat dibeberapa lembar kerja siswa yang masih menyantumkan itu. Walaupun kurikulum nasional (KTSP) "memberikan pilihan" mengenai pendidikan kesehatan yang cukup beragam tetapi pada kenyataannya jarang sekali sekolah yang memberikan materi kesehatan. 
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang merupakan materi wajib lebih "asyik" memberikan aktivitas fisik, seperti olahraga permainan, atletik, dan mungkin senam pada aktivitasnya. Tetapi tidak dapat disalahkan juga jika hal diatas terjadi. Bagaimanapun, jumlah jam mengajar yang ada di penjaskes 2x45 menit (SMA/sederajat) dianggap tidak cukup untuk memenuhi input jasmani dan kesehatan secara menyeluruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar