Pendidikan Jasmani adalah mata pelajaran yang diikuti seluruh siswa, yang mempunyai ciri khas sendiri yakni memberikan pengetahuan, keterampilan gerak, peningkatan kebugaran jasmani, sikap-sikap positif melalui pengalaman gerak

Kamis, 02 Agustus 2012

Olimpiade London 2012: Nilai Olahraga yang Ternoda

Olimpiade sudah 6 hari berlangsung. Sudah banyak berita yang mengejutkan, mulai dari rekor olimpiade baru di cabang renang, terhempasnya Spanyol (yang baru saja buat sejarah dengan kemenangan berturut-turut di Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012) di cabang sepak bola, sampai "permainan" yang ada di cabang bulu tangkis.
Yup,, betuull!!!!! Baru-baru ini BWF mengeluarkan keputusan untuk mendiskualifikasi 8 pemain yang 2 diantaranya adalah pemain ganda putri Indonesia (Greysia Polii dan Meiliana Jauhari) saat bertanding melawan pasangan dari Korea Selatan. Kedua kubu ini mendapat diskualifikasi karena dianggap tidak bermain sungguh-sungguh, meninggalkan semangat kompetisi yang berujung untuk mendapatkan keuntungan, yaitu dengan kekalahan itu akan terhindar dari lawan di game berikut, China.
Aduh... Kalau hanya mendengar sampai disini sungguh rasanya memalukan. Dulu di sepak bola muncul istilah sepak bola gajah karena kedua tim "berebut kekalahan" dengan mencetak gol ke gawang sendiri. Kalau  bulu tangkis apa ya? Mungkin bulu tangkis angsa. Tapi kita perlu melihat lebih mendalam, kenapa mereka melakukan ini. Masing-masing kubu (Indonesia dan Korea Selatan) segera protes setelah wasit yang memimpin pertandingan pada saat itu melayangkan kartu hitam, yang berarti pertandingan diberhentikan dan mendiskualifikasi kedua tim. Kubu Indonesia protes bahwa kenapa China tidak diberikan sanksi yang sama saat China melakukan hal yang sama.
Permasalahan pun berlanjut mengenai sistem pertandingan pada cabang ini yang berubah dari biasanya. Olimpiade London 2012 ini menerapkan sistem grup yang pada akhirnya dapat membuat para pelatih ataupun official tim merencanakan sesuatu, dan hal inilah yang dituduhkan ke China agar mereka mendapatkan peluang All China Final di cabang ini.
Apapun itu, mencederai sportivitas di olahraga memang menyakitkan, terlebih yang melakukan orang-orang yang berkecimpung di dunia olahraga. Bagaimana pun, ini adalah kenyataan yang banyak terjadi di pertandingan-pertandingan olahraga, bukan hanya di bulutangkis, bukan hanya tingkat dunia, tingkat POPDA pun (di Indonesia), kejadian yang tidak jauh beda terjadi.
Kalau mau dicari letak kekurangan agar masalah ini dapat dikurangi bahkan dihilangkan (impian) memang sulit/rumit/njelimet/susah. Yang penting tetap semangat saat berolahraga dan tetap semangat berolahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar